Saya mau berbagi informasi dan pengalaman tentang gangguan yang biasa di derita oleh bayi dan anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun yang dikenal dengan nama Kejang Demam atau Demam Kejang. namun biasanya para ibu-ibu maupun masyarakat lebih mengenal dengan nama "Stip". Kejang Demam merupakan gangguan transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan dengan demam. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 derajat celsius) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar rongga kepala). Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada masa anak-anak dan menyerang sekitar 4% anak. Kebanyakan serangan kejang demam terjadi setelah usia 6 bulan dan biasanya sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan frekuensi serangan pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan. Kejang demam jarang terjadi setelah usia 5 tahun. "Jarang terjadi" tidak menutup kemungkinan tidak ada yang mengalami gangguan tersebut setelah usia 5 bulan, salah satunya adalah adik bungsu saya. ia masih mengalami kejang demam pada usia 6 tahun yang dimana menurut dokter bahwa kejang demam akan berhenti pada usia setelah 5 tahun. Selama hidupnya ia telah mengalami 2 kali kejang demam, karena 30-40% anak yang pernah mengalami kejang demam akan mengalami 1 kali kekambuhan. Jadi bagi ibu yang mempunyai anak dengan riwayat pernah mengalami kejang demam harus berhati-hati karena tidak menutup kemungkinan anak ibu akan kambuh kembali kejang demamnya.
Kejang Demam sendiri lebih sering diderita oleh anak laki-laki daripada anak berjenis kelamin perempuan dengan insiden 2 kali lipat lebih sering dan terdapat peningkatan kerentanan dalam keluarga yang menunjukkan terjadinya prediposisi genetik. Sebagian besar kejang demam merupakan kejang generalisata dan berlangsung kurang dari 5 menit, dan jika anak mengalami kejang lebih dari 10 menit hendaknya ibu atau wali anak segera membawa anak ke rumah sakit untuk diperiksakan supaya tidak terjadi komplikasi.
Penyebab kejang demam belum dapat dipastikan. pada sebagian besar anak, tingginya suhu tubuh, bukan kecepatan kenaikan suhu, menjadi faktor pencetus serangan kejang demam. biasanya suhu demam lebih dari 38,8 derajat celcius dan terjadi pada suhu tubuh naik dan bukan pada saat setelah terjadinya kenaikan suhu yang lama. Kadang-kadang kejadian ini menjadi petunjuk awal terjadinya saat yang dramatis. kejang demam biasanya menyertai infeksi saluran nafas atau infeksi gastrointestinal. Walaupun vaksin pertusis tidak menyebabkan kejang demam, imunisasi ini merupakan faktor pencetus serangan awal kejang demam pada anak-anak yang mudah menderita kejang demam (Cherry dkk,1993)
Patofisiologi
Kejang merupakan manifestasi klinik akibat terjadinya pelepasan muatan listrik yang berlebihan di sel saraf otak yang disebabkan karena adanya gangguan fungsi pada sel neuron tersebut baik berupa gangguan fisiologi, biokimiawi ataupun anatomi. Patofiologi kejang demam belum diketahui secara pasti, diperkirakan pada saat demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh, akan timbul kenaikan konsumsi energi di jaringan otak dan jaringan tubuh lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut oksidasi terjadi lebih cepat akibatnya oksigen akan lebih cepat habis sehingga terjadilah keadaan hipoksia. Pada saat hipoksia , transport aktif sel akan terganggu akibatnya potensial membram otak akan menurun dan kepekaan sel saraf meningkat sehingga terjadilah kejang.Prognosis
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosa baik dan tidak menyebabkan kematian. Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi :
Kejang demam berulang
Epilepsi
Kelainan motorik (kelainan gerak)
Gangguan mental dan belajar
Manifestasi Klinis
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
Kejang umum tonik dan atau klonik
Umumnya berhenti sendiri
Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut :
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesis: Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga yang lainnya (ayah, ibu, atau saudara kandung).Anamnesis Kejang :
Frekuensi dan lama kejang
Kapan terjadinya
Pertama kali atau sudah pernah
Bila sudah pernah, saat umur berapa?
Sifat kejang
Gejala penyerta (muntah, lumpuh,kemunduran fungsi kognitif)
Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
Pemeriksaan Neurologis : tidak didapatkan kelainan
Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit, dan gula darah).
Pemeriksaan Radiologi : X-ray kepala, CT scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi.
Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) : tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut :
Pemeriksaan Elektro Ensefalografi (EEG) : tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia > 6 tahun atau kejang demam fokal.
1. Bayi < 12 bulan : diharuskan
2. Bayi antara 12 – 18 bulan : dianjurkan
3. Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis
Diagnosis Banding
Meningitis (peradangan pada selaput otak)
Ensefalitis (peradangan pada otak)
Penatalaksanaan
Menghentikan kejang
Turunkan demam
Pengobatan penyebab
Pengobatan
Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
Pencegahan Kejang
Kontrol suhu tubuh anak saat demam. Sedia obat penurun panas. Jika anak tiba-tiba mendadak demam tinggi, maka bisa diberikan obat penurun panas, agar demam bisa turun secara perlahan dan tidak menimbulkan kejang
Menurut pengalaman keluarga saya yang mempunyai anak yang menderita gangguan stip ini, penalataksanaan dini yang ibu saya lakukan adalah, menurunkan kejang dengan cara kompres alkohol ataupun melumurkan bawang merah di bagian sela-sela jari kaki, lipatan tangan, ketiak dan lipatan kaki dan untuk membuat adik saya sadar....ibu saya menuangkan kecap manis ke sendok dan memasukkan kedalam mulut dengan catatan memberi kecap manis hanya untuk anak atau bayi yang bisa atau boleh mengkonsumsinya saja.
Sekian Informasi yang dapat saya share, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, dan maaf daftar pustakanya kurang satu, karna saya lupa judul buku keperawatan anak yang pernah saya baca. Gomawo
0 Response to "Kejang Demam (Febrile Seizure)"
Posting Komentar